coretan09
Rabu, 09 November 2016
Selasa, 08 November 2016
Fiksi Mini "Pulang"
Ketika rintik hujan menyentuh sela-sela hati yang sepi, menyapa tatapan kosong yang tiada makna, bersamaan dengan rintik hujan terdengar suara samar mengucap "aamiin" ketika hati yang tersentuh hujan berkata "aku ingin hidup seribu tahun", seketika sentuhan lembut menyapa pundakku, Ia berkata "waktunya pulang".
Jumat, 27 Mei 2016
Naskah Pidato Bertema Agama: Manusia yang Meninggalkan Shalat 5 Waktu
Naskah
Pidato
Manusia yang
Meninggalkan Shalat 5 Waktu
Assalamu’alaikum wr wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji
dan syukur kepada Allah Swt. yang mana atas nikmat dan karunia-Nya kita dapat
berkumpul disini dalam keadaan sehat wal’afiat, Alhamdulillah.
Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada baginda tercinta Habibana wa Nabiyana Muhammad Saw,
kepada para keluarganya, para sahabatnya dan kepada kita semua sampai akhir
zaman, Aamiin.
Pada kesempatan ini tak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada guru saya yang tercinta yang telah memberikan
saya kesempatan berdiri disini untuk menyampaikan pidato saya yang berjudul ‘Manusia
yang Meninggalkan Shalat 5 Waktu’
Para
hadirin yang saya hormati, kita semua telah mengetahui bahwa shalat 5 waktu itu
wajib, artinya wajib yaitu jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan mendapatkan siksa. Kita semua pasti sudah mengetahui, tapi kenapa
masih ada manusia yang jika adzan dikumandangkan berpura-pura tidak mendengar.
Hal yang seperti itu pastinya termasuk dosa yang besar, naudzubillahimindzalik.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
macam-macam dosa meninggalkan shalat yaitu:
1.
Satu kali meninggalkan shalat
subuh yaitu akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan
60.000 tahun di dunia.
2.
Satu kali meninggalkan shalat
dzuhur dosanya sama dengan membunuh 1.000 umat muslim.
3.
Satu kali meninggalkan shalat
ashar dosanya sama dengan menutup atau meruntuhkan kakbah.
4.
Satu kali meninggalkan shalat
maghrib dosanya sama dengan melakukan zinnah dengan orang tua kita sendiri.
5.
Satu kali meninggalkan shalat
isya, Allah tidak meridhoi orang tersebut untuk tinggal dan menetap di bumi ini,
dan Allah juga tidak meridhoi orang tersebut makan dan minum dari nikmat Allah.
Naudzubillahimindzalik
Para hadirin
yang dimuliakan Allah, hidup kita bergantung pada-Nya, segala nikmat yang kita
rasakan hanya dari-Nya. Kita hidup di dunia ini hanya Allah yang menjaga. Kita
terlelap tidur yang nikmatnya luar biasa, tanpa kita sadar Allah menjaga kita.
Kita selalu meminta apa yang kita inginkan kepada Allah, terkadang tidak
menerima apa yang diberikan Allah, kita marah kita protes kepada Allah.
Tapi, kenapa aturan Allah yang 5 waktu
rasanya berat? Apa kita pernah merasa malu? Sebagian manusia hanya mendekati Allah
ketika ada maunya, tapi shalat 5 waktu rasanya enggan.
Saya yakin para hadirin yang ada disini
tidak memiliki sifat yang seperti itu dan semoga dijauhkan dari perbuatan
tersebut. Mulai dari hari ini, bahkan detik ini mari kita sama-sama perbaiki
diri dan lebih mendekat kepada Allah.
Meski telah jauh kita melangkah.Tapi tidak
ada kata terlambat selama ruh masih di dalam jasad, pintu taubat-Nya selalu
terbuka untuk manusia yang menyesal akan dosanya.
Para
hadirin sekalian mungkin dicukupkan pidato singkat dari saya, mohon maaf apabila
ada kekurangan dalam penyampaian pidato saya. Semoga bermanfaat khususnya untuk
diri saya pribadi dan umumnya untuk kita semua. Aamiin
Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu’alaikum wr wb
cerpen terbaru: Little Hope for My Sunset
Little
Hope for My Sunset
Dia
adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga yang beruntung, harta berlimpah,
dan rumah yang mewah. Ayahnya bekerja dengan baik dan ibunya selalu ada
menemaninya. Hanya satu masalah yang dia punya, detak jantungnya sangat lemah.
Dia gadis yang pintar, dia mengerti dan memahami kekurangannya. Nama gadis
kecil itu adalah Fatma.
Fatma sangat menyukai matahari terbenam, menurutnya
ketika senja datang maka saat itulah seribu mimpi menghampiri. Hal yang
mustahil terjadi bisa saja terjadi dalam mimpi-mimpi malam yang indah.
Sore itu Fatma duduk di pinggir danau dekat rumahnya
untuk menunggu matahari tebenam. Dia memandangi gelombang air danau yang
tenang, angin meniup lembut rambut hitamnya. Dia sangat suka ketika senja
datang, matahari perlahan tenggelam dan burung-burung terbang dengan indah
mengantar perginya matahari. Gadis kecil itu mengucapkan harapan kecil “aku
berharap, matahari tenggelam dan menenggelamkan kesedihan hari ini. Dan aku
berharap bintang muncul dengan membawa kabar gembira untuk malam ini, ada ribuan
bintang tetapi aku hanya berharap satu bintang yang terang dan membawa senyuman
kecil untukku, aku berharap detak jantungku bernada lebih indah dari
sebelumnya”. ketika harapannya sudah terucap, Ibunya menghampiri “apa yang
sedang kau lakukan Fatma?” ibunya bertanya, “aku sedang memandang matahari yang
tenggelam. Ibu, kenapa senja begitu indah?” gadis itu balik bertanya, “senja
sudah ditakdirkan untuk indah. Begitu pula kau, kau sudah ditakdirkan mempunyai
paras yang sangat indah” jawab ibunya dengan senyuman hangat, “ibu, kenapa
hidupku tidak indah? Aku mempunyai masalah dan ketika matahari tenggelam, aku
selalu berharap masalahku ikut tenggelam” gadis itu berbicara dengan sangat
polos. Ibunya membalas dengan senyuman “anakku sayang, hidupmu sangat indah dan
harapanmu sangat indah pula. Hidup ini terlalu indah untuk menerima pertanyaan
darimu. Maka ibu saja yang akan menjawabnya dan berharap kau akan mengerti. Di
dunia ini ada jutaan manusia bahkan milyaran manusia, bahkan tidak terhitung.
Semuanya mempunyai masalah, kau diberi kesempatan yang sangat indah sayang”
jawab ibunya dengan tenang, “apa kesempatan yang diberikan kepadaku? Apakah
lebih indah dari senja?” Tanya gadis kecil itu, “hidup ini harus saling
membantu, dan kau diberi kesempatan untuk membantu dan menanggung sebagian
kecil beban orang lain. Kau diberi masalah yang indah, dengan begitu masalah
orang lain berkurang. Dan kau tahu sayang? Itu lebih indah dari senja yang
sangat kau sukai” jawab ibunya dengan senyuman, “berarti hidupku begitu indah?
Tapi bu, kenapa detak jantungku tidak mempunyai nada yang indah?” Tanya gadis
itu, “hidupmu sangat indah nak, dan detak jantungmu membantu beban orang lain.
Jadi, mana mungkin detak jantungmu tidak indah. Detak jantungmu mempunyai nada
yang sangat indah, bahkan hanya sebagian orang yang memilikinya. Tuhan
memberikan detak jantungmu begitu lembut, Tuhan mempunyai tujuan. Tujuannya,
agar detak jantungmu lebih hemat dan dengan demikian, detak jantungmu akan
berdetak lebih lama” jawab ibunya sambil tertawa kecil dan memeluk anaknya.
“aku sangat mengerti bu, terima kasih telah memberiku penjelasan yang membuat
aku memahami indahnya hidup” ucap gadis polos itu, ibunya terus memeluk erat
anaknya dan meneteskan air mata, air mata yang indah bahkan lebih indah dari
sang senja.
Sore berikutnya, Fatma duduk di pinggir danau dekat
rumahnya untuk menunggu matahari tebenam. Dia memandangi gelombang air danau
yang tenang, angin meniup lembut rambut hitamnya. Gadis kecil itu seperti biasa
mengucapkan harapan kecil “Aku bahagia bisa membantu beban orang lain, dan aku
berharap detak jantungku mempunyai nada yang lebih indah agar aku bisa lebih meringankan
beban orang lain” ucap bibir kecil gadis itu. Sore itu, sore yang paling indah
dalam hidupnya. Harapan kecil yang selalu dia ucapkan dalam senja kini
terkabul. Detak jantungnya mempunyai nada lebih indah dan lebih lembut, bahkan
lebih senyap. Detak jantungnya semakin tenang dan senyap, dan sesaat kemudian
detak jantungnya hilang. Matanya tertutup dengan indah, tertutup dengan semilir
angin senja yang lembut dan damai. Matahari perlahan tenggelam dan
burung-burung terbang dengan indah mengantar pulangnya gadis kecil yang tidak
bosan berharap ketika matahari tenggelam. Tugas gadis kecil itu telah selesai,
tidak ada lagi harapan kecil yang terucap dari bibir polosnya kepada matahari yang
tenggelam.
Langganan:
Postingan (Atom)